Hari I N I milikku
Hari ini milikku,
Hari ini sudah berakhir ke tepian. Meski, masih dengan latar kibaran kain yang sama, berteksturkan kuning pada rembulan juga hitam pekat pada kedua tiang. Sinar mentari tlah ciptakan bias luar biasa, dibawah ikrar yang terbentang di angkasa. Seperti biasa aku hanyalah aktor di pentas dunia, dan patut berganti seiring masa.
KAMI yang tak boleh luka,
Dan KITA yang tak boleh tak cinta.
Seperti definisi kata yang sering terucap pada petuah mereka.
Kebahagiaan yang datang adalah penciptaan suatu kondisi hidup yang bukan tergantung pada posisi ataupun kepuasan materi, lebih dari itu semua setelah mengenalnya.
Berjalan pasti tanpa arah pernah kita jalani, menyusuri berbagai kota kecil dengan indahnya senja ditepi kaca nampaknya pernah kita tapaki. Kami yang awalnya tak saling mengenal namun terjalin suatu ikatan yang lebih dari persahabatan. Kami yang awalnya diam kini harus memberikan suara pada tiap-tiap lingkaran. Karena dakwah, kami jadi begini. Bukan hanya menjaga diri sendiri, banyak yang harus di pelajari tentang ummat ini.
Yang mulanya terasingkan, kini islam harus kita hidupkan. Dengan berbekal oksigen untuk 1000 hari dalam lautan. Kami tak mengapa jikalau oksigen kami akan berakhir dengan senyuman pada hari keabadian. Untukmu yang terkenang, tetap berjalan dengan lentera penerangan. Tetap tuntun kawan mu untuk jemput perbekalan.
Hari ini sudah berakhir ke tepian. Meski, masih dengan latar kibaran kain yang sama, berteksturkan kuning pada rembulan juga hitam pekat pada kedua tiang. Sinar mentari tlah ciptakan bias luar biasa, dibawah ikrar yang terbentang di angkasa. Seperti biasa aku hanyalah aktor di pentas dunia, dan patut berganti seiring masa.
KAMI yang tak boleh luka,
Dan KITA yang tak boleh tak cinta.
Seperti definisi kata yang sering terucap pada petuah mereka.
Kebahagiaan yang datang adalah penciptaan suatu kondisi hidup yang bukan tergantung pada posisi ataupun kepuasan materi, lebih dari itu semua setelah mengenalnya.
Berjalan pasti tanpa arah pernah kita jalani, menyusuri berbagai kota kecil dengan indahnya senja ditepi kaca nampaknya pernah kita tapaki. Kami yang awalnya tak saling mengenal namun terjalin suatu ikatan yang lebih dari persahabatan. Kami yang awalnya diam kini harus memberikan suara pada tiap-tiap lingkaran. Karena dakwah, kami jadi begini. Bukan hanya menjaga diri sendiri, banyak yang harus di pelajari tentang ummat ini.
Yang mulanya terasingkan, kini islam harus kita hidupkan. Dengan berbekal oksigen untuk 1000 hari dalam lautan. Kami tak mengapa jikalau oksigen kami akan berakhir dengan senyuman pada hari keabadian. Untukmu yang terkenang, tetap berjalan dengan lentera penerangan. Tetap tuntun kawan mu untuk jemput perbekalan.
“ Jangan sampai usang, terbang, kemudian menghilang,
Karena waktu memang kan terus berjalan.
Bukan menunggu panggilan, namun bersiaplah untuk keabadian. ”
Komentar
Posting Komentar