KAU TETAP DI HATIKU
Mungkin
sulit bagimu untuk percaya
Tetapi
bisa kupastikan begitu adanya
Tiada
hari berlalu tanpa kueja namamu
Dan
kusimpan wajah sayumu dalam mimpiku
Dengan
rasa bersalah yang menghantui jiwaku
Telah
lama kau ucapkan selamat tinggal
Pada
hangat sinar matahari
dan
desah angin sepoi
Tak
pernah kulihat lagi
Kau
menikmati pagi dengan secangkir kopi
Atau
senandung cinta musim semi
Kau
mungkin tetap tak percaya
Ada
cinta yang kusisipkan di sana
Di
antara puing-puing reruntuhan
Dan
mayat-mayat yang bergelimpangan
Di
bawah hujan bom yang tak henti berjatuhan
Menghancurkan,
sedikit pun tak menyisakan
Bocah-bocah
tak berdosa
Memerah
dalam genangan darah
Luka
menganga, mengoyak tubuh tanpa daya
Dan
musim dingin yang menggigil
Membekukan
segala yang bernyawa
Memisahkan
yang tercinta, terserak entah ke mana
Berderai
air mataku
Kusaksikan
kau meninggalkan kecintaanmu
Pada
kota dengan sejuta kenangan
Berduyun,
dengan sisa harapan
Terseok,
hanya dengan pakaian yang melekat di badan
Sedang
mereka mengejar, tak hendak melepaskan
Dengan
rentetan mesiu dan peluru yang terus berseliweran
Dan
kudengar seruanmu memilukan hati
“kami tak memiliki apa-apa
lagi
siapapun yang mendengar
kami
takutlah kalian pada
Allah, Dzat yang Menguasai langit dan bumi
di mana kalian, wahai
muslimin
di mana kalian ....
selamatkan kami”*
Wahai
Aleppo,
Aku
di sini, kami di sini
Di
negeri yang aman damai
Dengan
sawah gunung dan pantai
Tetapi
kabar tentangmu tak lebih seperti angin pagi
Datang
sejenak lalu pergi, kami tak peduli
Aleppo,
Maafkan
aku, maafkan kami
Jika
tinggal satu yang tersisa, maka
Izinkan
aku memelukmu dalam doa
Agar
kemenangan menyapa segera, hingga berlalu segala derita
Dan
tetaplah kau percaya, di sisimu aku ada
Biarlah
dunia melupakanmu, diam membisu
Kau
tetap di hatiku
#I
stand with Aleppo
#Save
Aleppo
*doa
seorang lelaki Aleppo#Middle East Update
Iis
Nuryati, 14 Des 2016 (edited)

Komentar
Posting Komentar